ShareApic

Jam BeRApa SeKaRanG


Jumat, Agustus 22, 2008

Tips Memilih Pembalut

Jika tiba masanya tamu bulanan datang, sebagai wanita modern pembalut sudah bukanlah asing. Bahkan bisa dikatakan sebagai teman setia di saat ‘sang tamu’ datang.

Sekarang ini, begitu banyak pilihan merek pembalut wanita, dengan keunggulan masing-masing. Aroma, warna, dan bentuknya pun beragam. Belum lagi banyaknya iklan di media massa yang menawarkan berbagai kelebihan pembalut wanita. Itu membuat kita bingung menentukan pilihan.
Ini karena setiap perempuan yang masih mengalami haid, pastilah mengenal pembalut. Tapi karena jenis dan merek pembalut begitu banyak, tak jarang orang jadi gemar berganti-ganti jenis pembalut.
Namun waspadalah, sebab tidak semua pembalut aman bagi kesehatan organ intim kaum perempuan. Apalagi, jika kebersihan kurang terjaga, pembalut bisa jadi pemicu munculnya infeksi, iritasi, atau vaginitis (radang vagina).

Bagaimana memilih pembalut yang aman bagi kesehatan organ reproduksi kaum perempuan?


Meskipun pembalut memiliki daya serap tinggi, ada baiknya kita mengganti pembalut sesering mungkin. Biasanya, haid keluar lebih banyak pada hari pertama dan kedua. Pembalut yang sering terlambat diganti bisa menimbulkan berbagai jenis penyakit, terutama yang disebabkan oleh jamur dan bakteri. Keduanya akan tumbuh subur di tempat-tempat lembab.
Selama haid, kebersihan organ intim juga perlu mendapatkan perhatian ekstra. Jika kebersihan kurang terjaga, gatal-gatal pun bisa timbul. Rasa gatal yang berlebihan membuat orang tak tahan ingin menggaruknya. Sedangkan bila digaruk, permukaan kulit akan lecet, terbuka, dan meradang.
Jangan biarkan vagina dalam kondisi lembab. Saat membersihkan, basuhlah dengan air bersih dari arah depan hingga ke belakang. Cara membersihkan dari arah belakang ke depan justru akan memindahkan bakteri yang banyak bersarang di daerah anus ke wilayah organ reproduksi. Akibatnya, timbul rasa gatal yang luar biasa di daerah ini.

Gantilah celana dalam minimal dua kali sehari, dan pilih pakaian dalam dari bahan katun yang mudah menyerap keringat. Kebersihan yang tidak maksimal bisa menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem vagina, sehingga keluar lendir berlebihan yang biasa disebut keputihan.
Meski begitu, ada juga keputihan normal, yakni yang muncul di antara masa siklus haid dan merupakan fase dari siklus hormonal wanita. Cairan yang keluar pun tidak banyak. Keputihan disebut tidak normal jika cairan yang keluar berwarna putih susu dan kental, berwarna kekuningan atau hijau.
Gejala keputihan seperti ini umumnya disertai serangan gatal-gatal pada vagina. Bila ini terjadi, sebaiknya segera kunjungi dokter untuk mendapatkan pengobatan.
Selain pembalut, banyak wanita biasanya memakai panty liner untuk pemakaian sehari-hari. Sebetulnya, meski tidak sedang keputihan, organ intim wanita memang selalu mengeluarkan cairan, namun jumlahnya tidak banyak. Sama seperti pembalut, panty liner pun sebaiknya sering diganti, karena permukaannya yang bersentuhan dengan kulit akan menimbulkan kelembaban.

Sebaiknya, pilihlah panty liner yang tidak mengandung parfum. Soalnya, mereka yang berkulit sensitif akan lebih mudah terserang alergi akibat zat kimia yang terkandung dalam parfum tersebut. Alergi bisa muncul dalam bentuk rasa gatal dan memperparah keputihan. Bahkan, terkadang muncul iritasi. Namun, kondisi ini bisa diminimalkan dengan sering mengganti panty liner.
Meskipun bersifat relatif, ada beberapa hal yang patut dicermati dalam memilih pembalut. Di antaranya, berdaya serap tinggi dan tidak mengerut. Ini akan membantu saat haid sedang banyak. Pembalut pun harus nyaman dipakai, agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Untuk itu, pilihlah pembalut tipis dengan daya serap yang bisa diandalkan.
Sama seperti panty liner, ada baiknya memilih pembalut yang tidak mempunyai aroma tertentu. Wangi-wangian pada pembalut justru mengandung bahan kimia yang dapat menimbulkan gatal dan iritasi pada permukaan kulit. Pembubuhan bedak atau talk pada permukaan pembalut sebelum digunakan juga dapat menimbulkan akibat sama.

Saat membeli pembalut, pastikan kemasan barang yang kita beli dalam keadaan baik dan tertutup rapat. Tukarkan barang jika pada plastik kemasan ada lubang, sekecil apa pun itu. Lubang ini bisa jadi pintu keluar masuk kuman yang terbawa debu. Karena penggunaan pembalut berkaitan dengan permukaan kulit organ perempuan yang cukup sensitif, higienitasnya harus benar-benar terjaga.
Selain itu, pilihlah pembalut dari bahan sangat lembut dan lentur. Ini akan mengurangi faktor iritasi pada daerah kulit vagina. Pada saat haid, hindari celana dalam yang terlalu ketat. Soalnya, keketatan semacam itu akan menekan otot luar organ intim, dan menciptakan suasana lembab. Hindari pula celana jins yang terlalu ketat di bagian selangkangan.
Saat berada di toilet umum, terutama saat haid, sebaiknya tidak menggunakan air yang berada di ember atau bak. Menurut penelitian, air yang tergenang di toilet umum mengandung 70% jamur candida albicans, penyebab keputihan.
Sedangkan air yang mengalir dari keran toilet umum mengandung kurang lebih 10-20%. Bisa dipastikan, jika menggunakan air di ember toilet umum, keesokan harinya akan muncul rasa gatal. Atau, jika ingin lebih aman, sepulang dari toilet umum basuhlah organ intim dengan air hangat (cenderung panas), lalu keringkan dengan handuk lembut. Jamur dan bakteri mudah mati dalam air bersuhu tinggi.

Selain itu, pakailah cairan khusus pembersih organ intim (antibakteri) sekali-kali saja. Sebab, penggunaan secara rutin malah mengganggu keseimbangan flora di sekitar alat reproduksi. Juga, kebiasaan ini akan membunuh mikroba "baik" dan memicu tumbuhnya jamur.

Hati-hati Alergi Pembalut

Dikurung adalah salah satu tradisi kuno yang diberlakukan pada perempuan yang tengah menstruasi. Pada jaman itu, anak gadis ibu-ibu yang sedang haid tidak diperbolehkan keluar dari kamar. Mereka mengalami “pemasungan” hingga haid usai. Menurut mitos saat itu, darah haid yang menetes di sembarang tempat dapat membawa malapetaka.
Itu dulu. Sekarang, masa haid bukan lagi rintangan untuk beraktifitas. Penggunaan pembalut sudah sangat akrab bagi perempuan. Mau ke mana saja, okey saja, tak perlu khawatir darah mengotori tempat lain.

Praktisnya pembalut untuk sebagai penahan sementara darah haid yang keluar dari organ intim wanita bagi wanita modern sudah sangat membiasa. Bahkan, telah masuk dalam daftar rutin belanja bulanan. Naum demikian, terkadang tak sedikit yang kemudian jengkel dan sebal dengan pembalut.
“Aduh, rasanya tak nyaman sekali kalau saat mens. Aku harus berhadapan dengan pembalut yang bikin gatal”, sungut Wiwin, seorang ibu rumahtangga.
Adakah Anda merasakan seperti yang dialami oleh Wiwin? Bagian intim terasa gatal? Atau penggunaan pembalut justru menghentikan haid? Berhati-hatilah, karena jangan-jangan Anda alergi pembalut. Tidak percaya? Simak saja penjelasan berikut.

Daya Serap Pembalut

Betapapun akrabnya perempuan dengan pembalut, namun bisa memicu alergi lho. Memang, menurut sejumlah spesialis kebidanan & kandungan, keluhan adanya alergi pada pembalut jarang ditemukan secara langsung.
Alergi ini bisa dilihat dari dua hal yakni kondisi masing-masing individual atau jenis pembalutnya.

Khusus untuk pembalut, alergi bisa dilihat dari bahannya. Apakah memiliki daya serap yang tinggi atau tidak. Jika penyerapan tidak sempurna, maka bukan tidak mungkin memunculkan reaksi pada organ intim, termasuk gatal-gatal.
Ini karena darah haid itu tidaklah darah bersih, melainkan bersifat patologis. Banyak bibit-bibit penyakit yang siap datang menerjang. Nah, alergi ini sendiri mincul bisa jadi karena tertumpuknya darah-darah tersebut.
Ini karena umumnya para ibu tidak menyadari adanya gangguan yang diakibatkan oleh pembalut. Seringkali seorang wanita mengeluhkan gatal selama menstruasi dan berlanjut hingga menstruasi hilang tanpa menyebutkan apakah dia merasa tidak nyaman dengan suatu jenis pembalut.
Keadaaan ini, boleh jadi membiasa untuk dibiarkan karena biasanya alergi ini berlangsung tidak lama dan bersifat kambuhan.
Umumnya, gejala yang muncul pun dapat diatasi dengan bantuan sederhana, seperti salep atau dengan membersihkan bagian intim dengan antiseptik khusus untuk organ vital.

Padahal, tindakan ini tidaklah dianjurkan. Mengingat alergi pembalut terjadi di area reproduksi, harus ditangani dengan baik. Area ini umumnya rentan dengan gangguan kesehatan, baik itu keputihan atau yang terberat, kanker leher rahim. Alergi ini pun gejalanya hampir sama dengan penyakit yang sering mengganggu vagina tersebut. Misalnya, gejala yang muncul biasanya didahului rasa gatal yang amat sangat setiap kali menggunakan pembalut. Selanjutnya timbul rasa panas.

Kondisi ini jika dibiarkan atau tetap bertahan menggunakan pembalut, seringkali berlanjut menjadi luka akibat garukan yang terlalu sering atau keras. Luka yang terbuka, apalagi berada di daerah lembab membuat jamur ikut berkembang subur, dan akhirnya sangat mudah terinfeksi, serta menjadi peradangan. Bila masih ada di bagian luar vagina, peradangan lebih mudah disembuhkan. Namun, bila sudah masuk ke bagian dalam vagina, perawatannya menjadi lebih rumit dan lama.

Cara paling aman untuk mendeteksi adanya gangguan pada organ intim, termasuk alergi pembalut adalah melakukan pemeriksaan dalam secara rutin. Pemeriksaan papsmear juga perlu dilakukan, terutama untuk mereka yang sudah melakukan hubungan intim. Pemeriksaan dapat mendeteksi adanya kelainan, seperti tumbuhnya spora jamur yang tidak normal, atau adanya gangguan yang disebabkan oleh bakteri atau kuman secara lebih teliti.

Cara Mendeteksi Alergi

Gangguan pada organ intim tidak mudah dideteksi. Selain banyak penyebabnya, gejalanya pun hampir serupa. Berikut cara mudah bila anda ingin mengetahui apakah gangguan itu merupakan alergi pembalut atau bukan.· Bila merasa gatal, cobalah hentikan pemakaian pembalut untuk sementara.
· Bila rasa gatal sudah hilang, gunakan kembali. Bila gatal hilang sama sekali, mungkin Anda hanya perlu ganti pembalut saja atau kurang menjaga kebersihan. Namun, bila gatal berlanjut, nah, Anda harus lebih mewaspadainya.
Cobalah pembalut lain bila anda ingin mengetahui apakah cocok atau tidak dengan suatu jenis pembalut.
Tetap gatal, sebaiknya anda mengkonsultasikan keluhan tersebut dengan dokter.

Pilah-pilih dan Lebih Sering Ganti

Pengguna pembalut memang harus jeli dan teliti saat memilih dan menggunakan pembalut. Sebaiknya, pilihlah pembalut yang diproduksi dari bahan yang sangat lembut dan memiliki permukaan yang selalu kering. Biasanya, pembalut ini adalah jenis yang mampu menyerap cairan menjadi jelly.

Akan lebih baik jika penggantian pembalut dilakukan sesering mungkin. Gantilah pembalut setiap 3 jam sekali. Jangan menunggu sampai benar-benar terasa lembab dan basah. Kemudian, bersihkan organ intim dengan air hangat atau air bersih agar bakteri atau kuman berkurang. Selanjutnya, keringkan dulu, baru gunakan pembalut yang masih bersih.

Selain itu, jangan lupa meneliti tanggal kadaluarsa pemakaian pembalut. Pembalut yang sudah lewat batas (expire) tentu tidak sehat lagi untuk digunakan. Sebab bagaimanapun, pembalut yang diproduksi saat ini menggunakan sejumlah zat kimia yang dalam batas waktu tertentu sudah tidak dapat dipertanggungjawabkan lagi efektifitas dan dampaknya.

Bila tata laksana ini masih belum bisa mengatasi alergi pembalut, penggunaan tampon bisa jadi pilihan lain. Tampon biasanya lebih jarang menimbulkan alergi. Namun, penggunaannya harus dilakukan dengan benar dan hati-hati. Sebaiknya, tampon pun tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama. Gantilah tampon setidaknya dua tiga kali dalam satu hari.

Sensitifitas Tinggi

Alergi pembalut juga tidak hanya berindikasi pada iritasi kulit saja. Sebagian pengguna ada yang mengeluhkan darah haidnya tiba-tiba berhenti sesaat setelah memakai pembalut. Namun, hal ini masih harus diteliti penyebabnya lebih lanjut. Bisa saja hanya akibat psikologis karena perasaaan tak nyaman saat menggunakan pembalut.

Perempuan yang lebih sering mengalami alergi pembalut biasanya adalah mereka yang memiliki sensitifitas tinggi. Umumnya adalah yang memiliki alergi pada salah satu jenis dermatitis atopi. Seperti, penderita asma, eksim, atau alergi kulit lainnya.

Namun, bukan berarti yang sensitif tidak boleh menggunakan pembalut. Selain harus memilih pembalut yang tepat, agar selalu menjaga kebersihan organ intim terutama saat haid. Pada saat menstruasi, organ intim relatif dalam keadaan yang sangat lembab. Bila sanitasinya kurang baik, maka jamur atau bakteri akan mudah tumbuh sehingga menimbulkan gangguan seperti gatal bahkan keputihan.

Senin, Agustus 11, 2008

Tips dan Trik Merawat Organ Intim

Banyak cara dilakukan kaum wanita untuk merawat organ intimnya agar tetap terjaga kebersihannya. Namun tak jarang cara yang dilakukannya justru berisiko.

Seharusnya, merawat organ intim tanpa kuman dilakukan sehari-hari mulai bangun tidur dan mandi pagi. Daerah di sekitar vagina harus dibersihkan dengan sabun, sama halnya seperti bagian tubuh yang lainnya. Membersihkan organ intim wanita tidak perlu sampai kebagian dalamnya, cukup pada bagian luar permukaan vagina saja.

Terpenting, mengeringkan daerah di sekitar vagina sebelum berpakaian. Sebab, bila lupa dikeringkan, akan menyebabkan celana dalam yang dipakai menjadi basah dan lembab. Selain tidak nyaman dipakai, celana basah dan lembab berpotensi mengundang bakteri dan jamur.

Pada beberapa wanita, ada yang dengan sengaja terbiasa menaburkan bedak di vagina dan daerah sekitarnya. Tujuannya agar organ intimnya menjadi harum dan kering sepanjang hari. Cara itu tidak dianjurkan karena ada kemungkinan bedak tersebut akan mengumpul di sela-sela lipatan vagina yang sulit terjangkau tangan untuk dibersihkan.

Bila dibiarkan, tumpukan bedak ini lama kelamaan akan mengundang kuman. Ini disebabkan karena struktur vagina yang memiliki banyak lipatan (rugae), sehingga dianjurkan untuk membilas dan menggosok bagian vagina dengan cermat terutama setelah buang air kecil. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah tertinggalnya sisa air kemih ataupun kotoran lainnya. Setelah itu, keringkan vagina dengan menggunakan tissue ataupun handuk kecil. Bila celana dalam terkena cipratan air kemih atau air bilasan, usahakan untuk segera diganti dengan celana kering. Yang paling baik, disediakan celana dalam ganti didalam tas kemanapun juga untuk berjaga-jaga.

Celana dalam ikut menentukan kesehatan organ intim. Bahan yang paling baik dari katun, karena dapat menyerap keringat dengan sempurna.

Celana dari bahan satin ataupun bahan sintetik lainnya, justru menyebabkan organ initim menjadi panas dan lembab.

Bahan pakaian luar pun perlu diperhatikan seorang wanita. Bahan dari jins memiliki pori-pori yang sangat rapat, sehingga tidak memungkinkan udara untuk mengalir secara leluasa.

Rok atau celana berbahan kain lebih dianjurkan, terutama bagi wanita yang sedang mengalami haid dan gemuk. Darah yang keluar saat haid menyebabkan daerah sekitar vagina menjadi lebih lembab daripada biasanya. Untuk itu harus pula diperhatikan lebih cermat dibandingkan pada hari biasa.

Idealnya, pembalut saat haid diganti setiap mandi dan selesai buang air kecil walau hal ini prakteknya sulit dilakukan.

Dianjurkan untuk mengganti pembalut 4-5 kali sehari disaat darah haid sedang banyak-banyaknya. Bila pada hari-hari haid terakhir, cukup mengganti pembalut 3 kali sehari yaitu pada pagi, sore dan malam hari.

Perlu diketahui darah haid merupakan tempat yang ideal bagi pertumbuhan bakteri dan jamur penyebab keputihan dan infeksi. Kalau seharian terus menerus memakai pembalut yang sama tanpa diganti akan menimbulkan keluhan gatal disekitar vagina.

Kalau gatal itu digaruk, dapat menyebabkan luka lecet. Bisa dibayangkan jika luka lecet tersebut mengalami kontak dengan darah haid yang penuh dengan bakteri, bisa dipastikan akan memperparah keadaan luka tersebut.

Untuk itu, biasakanlah membersihkan organ intim disaat haid dengan lebih cermat.

Disarankan agar kaum wanita yang sedang haid memakai sabun pembersih, sehingga terbebas dari rasa gatal sepanjang hari.

Gunakan Panty Liner

Untuk mengurangi kelembaban di sekitar daerah organ intim wanita, sebaiknya menggunakan panty liner. Beberapa hari menjelang dan sesudah haid, biasanya wanita akan mengalami keputihan normal (bukan penyakit) sebagai akibat pengaruh hormon.

Pada saat seperti itu, pemakaian panty liner sangat membantu untuk mengurangi rasa lembab dan basah pada celana dalam. Sama halnya seperti pembalut, panty liner pun sebaiknya tidak dipakai terus menerus dari pagi hingga sore hari. Sebaiknya panty liner juga diganti siang hari meskipun sekilas terlihat kering dan bersih, karena bisa saja dipermukaan panty liner tersebut terdapat cairan keputihan atau sisa air kemih yang menempel.

Sebab, bila tidak segera diganti, maka bakteri dan kotoran akan kontak kembali dengan permukaan luar vagina, sehingga mengakibatkan infeksi dan keputihan abnormal.

Pemakaian panty liner terus menerus tiap hari juga sangat tidak dianjurkan, karena panty liner akan menutup aliran udara disekitarnya sehingga menyebabkan kondisi disekitar vagina menjadi panas dan semakin lembab.

Panty liner sebaiknya tidak digunakan pada saat haid tapi diluar waktu haid. Jenis apa yang akan dipilih tergantung selera dan ketahanan kulit masing-masing wanita. Yang jelas ada dua pilihan, yakni yang mengandung parfum dan non parfum.

Biasanya wanita lebih menyukai panty liner dengan parfum. Alasannya mereka merasa daerah organ intimnya menjadi lebih wangi seperti memakai bedak.

Pemakaian tissue untuk membersihkan vagina usai buang air kecil tidak menyehatkan. Ini karena tissue tidak mampu untuk mengangkat semua kotoran yang masih melekat pada organ intim. Selain itu tisue juga belum tentu steril (bebas kuman). Ada tissue yang terbuat dari serbuk kayu yang bisa jadi tercemar jamur pada saat proses pembuatannya. Membersihkan vagina dengan air akan lebih baik dibandingkan dengan tissue. Yang penting diingat bahwa setelah membasuh vagina usai buang air kecil, vagina harus dikeringkan, jangan biarkan vagina dalam keadaan basah. Atau kalaupun terpaksa menggunakan tissue, sebaiknya tissue dibasahkan dulu karena tissue kering tidak memampu menyerap habis sisa air seni dan kotoran yang menempel disekitar vagina.

Untuk membersihkan vagina dengan air sebaiknya dilakukan dengan menggunakan shower toilet. Semprotlah pemukaan luar vagina dengan pelan dan menggosoknya dengan tangan. Karena dengan menggosok diharapkan semua kotoran akan terlepas dengan lebih baik. Sekali lagi untuk tissue sebaiknya digunakan setelah membilas permukaan luar dari vagina dengan air dan tujuannya hanya untuk mengeringkan. Dalam hal ini pakailah tissue yang tidak mengandung parfum dan berwarna putih. Karena tissue yang demikian itu tidak mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi pada vagina.

Terpenting kondisi organ intim wanita harus dalam keadaan kering. Sebab kalau lembab atau basah bisa menjadi tempat bertumbuhnya jamur dan kuman. Untuk menjaga agar tetap kering, bisa menggunakan panty liner atau tissue. Selamat mencoba !

Anatomi dan Fungsi Organ Reproduksi Wanita

Saat dilahirkan seorang anak wanita telah mempunyai organ reproduksi yang lengkap tetapi belum berfungsi sepenuhnya. Organ reproduksi akan berfungsi sepenuhnya saat seorang wanita telah memasuki masa pubertas. Anatomi organ reproduksi wanita terdiri atas vulva, vagina, serviks, rahim, saluran telur dan indung telur.

Vulva
Vulva merupakan suatu daerah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas mons pubis, labia (labia mayora dan labia minora), klitoris, daerah ujung luar vagina dan saluran kemih.Mons pubis : gundukan jaringan lemak yang terdapat dibagian bawah perut, Daerah ini dapat dikenali dengan mudah karena tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini akan tumbuh saat seorang gadis beranjak dewasa.Labia: Lipatan berbentuk seperti bibir yang terletak di dasar mons pubis.Terdiri dari dua bibir, yaitu labium mayora (bibir luar) merupakan bibir yang tebal dan besar dan labium minora (bibir dalam), merupakan bibir yang tipis yang menjaga jalan masuk ke vagina.Klitoris : merupakan organ kecil yang terletak pada pertemuan antara ke dua labia minora dan dasar mons pubis. Ukurannya sebesar kacang polong, penuh dengan sel syaraf sensorik dan pembuluh darah. Organ mungil ini sangat sensitif dan berperan besar dalam fungsi seksual.

Vagina
Vagina merupakan saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan berakhir pad
a rahim. Vagina dilalui oleh darah pada saat menstruasi dan merupakan jalan lahir. Karena terbentuk dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit. Kemampuan ini sangat hebat, terbukti pada saat melahirkan vagina bisa melebar seukuran bayi yang melewatinya.
Pada bagian ujung yang terbuka, vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan istilah selaput dara. Bentuknya bisa berbeda-beda antara tiap wanita. Selaput ini akan robek pada saat bersanggama, kecelakaan, masturbasi/ onani yang terlalu dalam, olah raga dsb.

Serviks
Serviks dikenal juga dengan istilah mulut rahim.
Disebut demikian karena serviks memang merupakan bagian terdepan dari rahim yang menonjol ke dalam vagina. Sehingga berhubungan dengan bagian vagina. Serviks memproduksi cairan berlendir (mucus). Pada sekitar waktu ovulasi, mukus ini menjadi banyak, elastik, dan licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk mencapai uterus. Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis dan membuka saat proses persalinan dimulai.

ahim(Uterus)
Uterus (rahim) merupakan organ yang
memiliki peranan besar dalam reproduksi wanita, yakni dari saat menstruasi hingga melahirkan. Bentuknya seperti buah pear, berongga, dan berotot. Sebelum hamil beratnya 30-50 gram dengan ukuran panjang 9 cm dan lebar 6 cm kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Tetapi saat hamil mampu membesar dan beratnya mencapai 1000 gram.Uterus terdiri dari 3 lapisan, yaitu:Lapisan perimetrium merupakan lapisan paling luar dan yang berhubungan dengan rongga perut.Lapisan mometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar pada proses persalinan (kontraksi). Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri dari lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.Setelah menstruasi permukaan dalam uterus menjadi tebal karena pengaruh hormon estrogen. Kemudian terjadi ovulasi diikuti dengan keluarnya cairan karena pengaruh hormon progresteron. Bila tidak terjadi pembuahan maka lapisan tadi bersama sel telur akan terlepas (meluruh) dan keluar melalui vagina yang disebut sebagai menstruasi. Waktu antara dua menstruasi disebut siklus menstruasi. Walaupun rata-rata periodenya datang setiap 28 hari, hal ini dapat bervariasi pada setiap perempuan. Periode ini juga sangat tidak teratur pada 2-3 tahun pertama mulai menstruasi.

Saluran Telur(Tuba Falopii)

Tuba falopii adalah organ yang dikenal dengan istilah saluran telur. Saluran telur adalah sepasang saluran yang berada pada kanan dan kiri rahim sepanjang +10cm yang menghubungkan uterus dengan ovarium melalui fimbria. Ujung yang satu dari tuba falopii akan bermuara di uterus sedangkan ujung yang lain merupakan ujung bebas dan terhubung ke dalam rongga abdomen.Ujung yang bebas berbentuk seperti umbai yang bergerak bebas. Ujung ini disebut fimbria dan berguna untuk menangkap sel telur saat dilepaskan oleh ovarium (indung telur). Dari fimbria, telur akan digerakkan oleh rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran telur menuju ke dalam rahim.

Indung Telur (Ovarium)

Ovarium /indung telur terletak pada kiri dan kanan ujung tuba (fimbria/umbai-umbai) dan terletak di rongga panggul. Ovarium merupakan kelenjar yang memproduksi hormon estrogen dan progresteron. Ukurannya 3×3x2 cm, tiap ovarium mengandung 150.000-200.000 folikel primordial. Sejak pubertas setiap bulan secara bergantian ovarium melepas satu ovum dari folikel degraaf (folikel yang telah matang), peristiwa ini disebut ovulasi.

Jangan Remehkan Kesehatan Organ Reproduksi

Kanker pada organ reproduksi telah menjadi momok bagi kaum perempuan. Ancaman mandul alias tak bisa menghasilkan keturunan menjadi mimpi buruk mereka. Namun banyak perempuan yang bersikap tak mau tahu dengan kondisi kesehatan organ reproduksinya. Baru setelah terjadi gangguan atau keluhan, mereka baru ke dokter.

Deteksi dini sebenarnya bisa dilakukan sendiri oleh setiap perempuan. Begitu ada keluhan nyeri, tumbuh benjolan atau keluar cairan tak seperti biasanya, sebaiknya harus segera diwaspadai. Cairan keputihan yang normal biasanya berwarna putih bening. Tapi kalau sudah putih kekuningan dan mengeluarkan bau tak sedap, ini berarti ada gangguan serius. Keluarnya cairan bening atau putih dari organ reproduksi perempuan biasa terjadi pada masa ovulasi, yakni 14 hari sebelum mentruasi berikutnya. Cairan ini menyerupai mukosa dalam jumlah lumayan banyak. Tapi kalau sudah berlebihan dan menganggu maka harus segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan.

Dokter biasanya melakukan tindakan pap smear pada kaum hawa yang ingin mendeteksi adanya kanker leher rahim. Prosedurnya adalah dengan mengambil sebagian kecil sel dari serviks alias dinding vagina. Sel ini diperiksa secara mikroskopik dalam laboratorium. Saat ini, pap smear dianggap sebagai metode paling efektif dalam mendeteksi kanker leher rahim. Tingkat efektivitasnya bisa mencapai 90-95 persen. Seti ap perempuan yang sudah melakukan aktivitas seksual sebaiknya menjalani prosedur ini setahun sekali atau minimal tiga tahun sekali. Tapi berdasarkan pengalaman, masih sedikit perempuan yang melakukan pap smear kecuali sudah menderita keluhan nyeri. Padahal kanker leher rahim tak bisa dipandang enteng.

sampai sekarang belum diketahui dengan pasti apa penyebab kanker leher rahim. Hanya saja diduga kuat akibat virus yang bernama Human Papilloma Virus (HPV) yang disebabkan oleh penyakit menular seksual (PMS). Sembilan puluh persen kasus kanker leher rahim terkait dengan HPV. Ia juga menambahkan bahwa kanker leher rahim bisa muncul karena hubungan seksual di bawah 20 tahun, multi partner, tidak merawat kebersihan alat kelamin, hubungan seks dengan laki-laki yang memiliki pasangan penderita kanker leher rahim, dan akibat merokok.

Berdasarkan data Departemen Kesehatan (Depkes), di Indonesia terdapat 90-100 kasus kanker leher rahim per 100.000 penduduk. Setiap tahun terjadi 200.000 kasus kanker leher rahim. Untuk jenis kanker reproduksi yang perlu juga diwaspadai di Indonesia, selain kanker leher rahim, adalah kanker indung telur atau ovarium. Meskipun kekerapan kanker ovarium hanya menempati urutan kedua dari keseluruhan kanker ginekologi, tapi angka kematiannya cukup tinggi. Ini disebabkan perjalanan penyakit ovarium berlangsung secara tersembunyi sehingga diagnosis sering ditemukan pada waktu pasien dalam keadaan stadium lanjut.

Sekitar 70-80 persen kanker ovarium ditemukan pada waktu telah terjadi anak sebar. Mayoritas penderita kanker ovarium tidak menunjukkan gejala sampai periode waktu tertentu. Pada stadium awal, kanker ovarium muncul dengan gejala-gejala tidak khas. Bila penderita dalam usia menopause awal, keluhan mereka adalah haid tidak teratur. Sementara bila massa tumor telah menekan kandung kemih , keluhan yang sering terjadi adalah sering berkemih . Namun, meski kanker ovarium sulit dideteksi, hal minimal yang bisa dilakukan adalah melakukan pemeriksaan fisik dan panggul secara rutin setiap tahun. Lebih kurang setengah dari kasus kanker indung telur ditemukan pada perempuan yang telah berusia lebih dari 60 tahun. Artinya kanker indung telur berkembang subur setelah seorang perempuan memasuki masa menopause.

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab kanker ovarium. Faktor pemakaian obat secara berlebihan dicurigai sebagai salah satu pemicunya. Selain ini penggunaan obat-obat kesuburan dalam waktu lama juga dipandang dapat meningkatkan risiko. Faktor genetika bisa juga menjadi acuan, sebab sebanyak 10 persen penderitanya ternyata memiliki keluarga yang juga mengalami kanker ovarium. Dan seperti kanker jenis lain, tidak ada pengobatan yang ampuh untuk menyembuhkan kanker ginekologi jika sudah dalam stadium lanjut. Karena itu, kanker sebenarnya bisa dicegah dengan pola hidup sehat, menjaga keseimbangan makan, banyak mengonsumsi sayur dan buah segar, menghindari asap rokok,menjaga perilaku seksual secara baik, melakukan pemeriksaan rutin, dan memeriksakan diri jika ada benjolan yang tidak biasa. Kanker ginekologi dapat disembuhkan bila dijumpai pada tahap awal. Semakin cepat kanker ditemukan maka semakin mudah penanganannya dan semakin besar harapan sembuh. Jadi, jangan remehkan kesehatan organ reproduksi !