ShareApic

Jam BeRApa SeKaRanG


Senin, Agustus 11, 2008

Jangan Remehkan Kesehatan Organ Reproduksi

Kanker pada organ reproduksi telah menjadi momok bagi kaum perempuan. Ancaman mandul alias tak bisa menghasilkan keturunan menjadi mimpi buruk mereka. Namun banyak perempuan yang bersikap tak mau tahu dengan kondisi kesehatan organ reproduksinya. Baru setelah terjadi gangguan atau keluhan, mereka baru ke dokter.

Deteksi dini sebenarnya bisa dilakukan sendiri oleh setiap perempuan. Begitu ada keluhan nyeri, tumbuh benjolan atau keluar cairan tak seperti biasanya, sebaiknya harus segera diwaspadai. Cairan keputihan yang normal biasanya berwarna putih bening. Tapi kalau sudah putih kekuningan dan mengeluarkan bau tak sedap, ini berarti ada gangguan serius. Keluarnya cairan bening atau putih dari organ reproduksi perempuan biasa terjadi pada masa ovulasi, yakni 14 hari sebelum mentruasi berikutnya. Cairan ini menyerupai mukosa dalam jumlah lumayan banyak. Tapi kalau sudah berlebihan dan menganggu maka harus segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan.

Dokter biasanya melakukan tindakan pap smear pada kaum hawa yang ingin mendeteksi adanya kanker leher rahim. Prosedurnya adalah dengan mengambil sebagian kecil sel dari serviks alias dinding vagina. Sel ini diperiksa secara mikroskopik dalam laboratorium. Saat ini, pap smear dianggap sebagai metode paling efektif dalam mendeteksi kanker leher rahim. Tingkat efektivitasnya bisa mencapai 90-95 persen. Seti ap perempuan yang sudah melakukan aktivitas seksual sebaiknya menjalani prosedur ini setahun sekali atau minimal tiga tahun sekali. Tapi berdasarkan pengalaman, masih sedikit perempuan yang melakukan pap smear kecuali sudah menderita keluhan nyeri. Padahal kanker leher rahim tak bisa dipandang enteng.

sampai sekarang belum diketahui dengan pasti apa penyebab kanker leher rahim. Hanya saja diduga kuat akibat virus yang bernama Human Papilloma Virus (HPV) yang disebabkan oleh penyakit menular seksual (PMS). Sembilan puluh persen kasus kanker leher rahim terkait dengan HPV. Ia juga menambahkan bahwa kanker leher rahim bisa muncul karena hubungan seksual di bawah 20 tahun, multi partner, tidak merawat kebersihan alat kelamin, hubungan seks dengan laki-laki yang memiliki pasangan penderita kanker leher rahim, dan akibat merokok.

Berdasarkan data Departemen Kesehatan (Depkes), di Indonesia terdapat 90-100 kasus kanker leher rahim per 100.000 penduduk. Setiap tahun terjadi 200.000 kasus kanker leher rahim. Untuk jenis kanker reproduksi yang perlu juga diwaspadai di Indonesia, selain kanker leher rahim, adalah kanker indung telur atau ovarium. Meskipun kekerapan kanker ovarium hanya menempati urutan kedua dari keseluruhan kanker ginekologi, tapi angka kematiannya cukup tinggi. Ini disebabkan perjalanan penyakit ovarium berlangsung secara tersembunyi sehingga diagnosis sering ditemukan pada waktu pasien dalam keadaan stadium lanjut.

Sekitar 70-80 persen kanker ovarium ditemukan pada waktu telah terjadi anak sebar. Mayoritas penderita kanker ovarium tidak menunjukkan gejala sampai periode waktu tertentu. Pada stadium awal, kanker ovarium muncul dengan gejala-gejala tidak khas. Bila penderita dalam usia menopause awal, keluhan mereka adalah haid tidak teratur. Sementara bila massa tumor telah menekan kandung kemih , keluhan yang sering terjadi adalah sering berkemih . Namun, meski kanker ovarium sulit dideteksi, hal minimal yang bisa dilakukan adalah melakukan pemeriksaan fisik dan panggul secara rutin setiap tahun. Lebih kurang setengah dari kasus kanker indung telur ditemukan pada perempuan yang telah berusia lebih dari 60 tahun. Artinya kanker indung telur berkembang subur setelah seorang perempuan memasuki masa menopause.

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab kanker ovarium. Faktor pemakaian obat secara berlebihan dicurigai sebagai salah satu pemicunya. Selain ini penggunaan obat-obat kesuburan dalam waktu lama juga dipandang dapat meningkatkan risiko. Faktor genetika bisa juga menjadi acuan, sebab sebanyak 10 persen penderitanya ternyata memiliki keluarga yang juga mengalami kanker ovarium. Dan seperti kanker jenis lain, tidak ada pengobatan yang ampuh untuk menyembuhkan kanker ginekologi jika sudah dalam stadium lanjut. Karena itu, kanker sebenarnya bisa dicegah dengan pola hidup sehat, menjaga keseimbangan makan, banyak mengonsumsi sayur dan buah segar, menghindari asap rokok,menjaga perilaku seksual secara baik, melakukan pemeriksaan rutin, dan memeriksakan diri jika ada benjolan yang tidak biasa. Kanker ginekologi dapat disembuhkan bila dijumpai pada tahap awal. Semakin cepat kanker ditemukan maka semakin mudah penanganannya dan semakin besar harapan sembuh. Jadi, jangan remehkan kesehatan organ reproduksi !

1 komentar:

Obat Jerawat Herbal mengatakan...

harus benar-benar diperhatikan tuchh!!!sangat inovatif isi dari blog ini. thanks ya infonya gan semoga banyak yang berkunjung ke blog ini gan.